Jumat, 29 Desember 2017

REFERENSI DI MASA STUDI DAN MAHASISWA PERLU MEMILIKI LIMA HAL DAN DIKEMBANGKAN OLEH SEORANG MAHASISWA UNTUK MERAIH KESUKSESAN DALAM PERKULIAHAN:



REFERENSI DI MASA STUDI  DAN  MAHASISWA PERLU MEMILIKI LIMA HAL DAN DIKEMBANGKAN OLEH SEORANG MAHASISWA UNTUK MERAIH KESUKSESAN DALAM PERKULIAHAN:

KONSENTRASI MAHASISWA, MOTIVASI, AKTIF MAHASISWA,
SIKAP MAHASISWA, MANAJEMEN WAKTU




Disusun Oleh:
JERBEAM AMOKWAME
NIM : 10511028



Di Tulis Sebagai  Refleksi Diri 
  

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS SLAMET RIYADI
SURAKARTA
2014


REFERENSI DI MASA STUDI  DAN  MAHASISWA PERLU MEMILIKI LIMA HAL DAN DIKEMBANGKAN OLEH SEORANG MAHASISWA UNTUK MERAIH KESUKSESAN DALAM PERKULIAHAN:

KONSENTRASI MAHASISWA, MOTIVASI, AKTIF MAHASISWA,
SIKAP MAHASISWA, MANAJEMEN WAKTU



Disusun Oleh:
JERBEAM AMOKWAME
NIM : 10511028



Di Tulis Sebagai  Refleksi Diri 
  


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS SLAMET RIYADI
SURAKARTA
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena dengan segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai referensi kehidupan di kota studi penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah refensi  ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan semoga makalah referensi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Makalah referensi  ini berisi tentang Konsentrasi Belajar mahasiswa, Motivasi Belajar mahasiswa, Aktif  Belajar Mahasiswa,Sikap Belajar mahasiswa, dan Belajar Manajemen Waktu dalam perkuliahan selama menuntut Ilmu di kota Studi”. Pada judul ini, penulis mencoba mengungkap hal-hal yang menjadi penting untuk menyelesaiakan Studi yang di tentukan oleh mahasiswa itu sendiri dan juga apa bila seorang mahasiswa meliliki dan komitmen dengan 5 (lima Tips diatas) maka mahasiswa tersebut akan menempuh   Studi dengan Waktu relative singkat  3 antara 4 Tahun sudah  mendapatkan Gelar Sarjana /Stra1.

RIWAYAT HIDUP PENULIS

 

Jerbeam Amokwame nama panggilan Amoko saat saya masih kecil saya hidup dengan orangtua saya yaitu :(a) Ayah saya Obaya Amokwame (b) Ibu Saya Inampuk Deikme“saya 6 bersaudara dan saya anak KeEmpat dari 6 bersaudara saya tingal bersama orangtua saya  di kampung Amongkonop kampung kelahiran saya.

Saya lahir di Kampung Amongkonop Distrik  Jila Desa Diloa Kabupaten Mimika Provinsi Papua pada 16 Juni 1989 masa kecil saya hanya dihabiskan di Kampung Amongkonop dengan keluarga sanak Saudara saya dan Pada tahun 1996 saya mulai masuk sekolah dasar atau  SD Inpres Noemol Distrik Jila Kabupaten Timika Provinsi Papua.Dan pada tahun 2001 saya telah Tamat dari SD Inpres Noemol  Distrik Jila Kabupaten Timika Provinsi Papua Kemudian saya Melanjutkan SLTP Pada Tahun 20002. di SLTP YPPK LECOCQ D,ARMAND VILLE  KOKONAO.Distrik Kokonao Kabupaten Mimika Provinsi Papua.Dan Pada Tahun 2004.saya telah Tamat dari  SLTP Yayasan Pendidikan & persekolahan Kahtolik LECOCQ D,ARMAND VILLE  KOKONAO (SLTP YPPK LCCDVK) DiDistrik Kokonao Kabupaten Mimika Provinsi Papua.

Kemudian pada tahun  2004.saya melanjutkan sekolah menenggah atas di SMA Negeri 2 Amaya Mimika Di Distrik kampung Limau Asri Timika Papua Kabupaten Mimika Provinsi Papua.dan pada tahun 2007 saya telah tamat dari SMA Negeri 2 Mimika Di Distrik kampung Limau Asri,Mimika Papua Kabupaten Mimika Provinsi Papua.Kemudian pada tahun 2010 saya  melanjutkan Studi di Universita Slamet Riyadi Surakarta dan pada tahun 2014 oktober saya memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Progran Studi Pendidikan Pancasila & kewarganegaraan Di Universitas Slamet Riyadi Surakarta.



DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................        i
HALAMAN KATA PENGANTAR............................................................... ...... ii
HALAMAN RIWAYAT HIDUP PENULIS.................................................        iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
BAB I          PENDAHULUAN............................................................................. 1.........
A.      Latar Belakang masalah referensi ........................................ ...... 1
B.       Identifikasi  masalah ................................................................... 4
C.       Tujuan dan Manfaat masalah....................................................... 5
D.      Perumusan masalah.............................................................. ...... 6
BAB II         LANDASAN TEORI........................................................................ 7
A.      Pengertian Konsentrasi belajar mahasiswa........................... ...... 7
1.         Konsentrasi Belajar Mahasiswa ........................................... 8
2.         Indikator Konsentrasi .......................................................... 9
3.         Teori-teori konsentrasi belajar....................................... ...... 10
B.       Pengertian motivasi belajar.......................................................... 13
C.       Aktivi belajar mahasiswa............................................................. 20
D.      Sikap belajar mahasiswa.............................................................. 23
E.       Belajar manajemen waktu............................................................ 28
F.        Cara manajemen Waktu............................................................... 29
BAB II         PENUTUP.......................................................................................... 35
a.         Kesimpulan ................................................................................. 35
b.        Saran dan pesan........................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKAAN ............................................................................... ...... 38
LAMPIRAN                                                                                                      ...... 40


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan melalui pendidikan agar dapat bersaing dan mempertahankan diri dari semakin kerasnya kehidupan dunia dan dari berbagai tantangan yang mau tidak mau harus dihadapi. Melalui pendidikan seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan di perkuliahan maupun diliuar perkuliahan yang mereka butuhkan baik melalui pendidikan formal maupun nonformal. Oleh karena itu seseorang perlu memiliki lima Tips yaitu: a.Konsentrasi belajar mahasiswa, b.Motivasi belajar mahasiswa ,c. Aktif belajar Mahasiswa selama menjadi mahasiwa akan sangat berkontribusi terhadap perkuliahan ,organisasi kampus maupun organisasi penguyuban dll. d.Sikap belajar mahasiswa Sikap  tidak perlu malu bertanya pada saat ada kesulitan dan Sikap merupakan kecenderungan pola tingkah laku individu untuk berbuat sesuatu dengan cara tertentu terhadap orang, benda atau gagasan. e. Belajar Manajemen Waktu Manajemen waktu manajemen waktu ini bukanlah sekedar berapa banyaknya waktu yang setiap orang mahasiswa habiskan untuk mempelajari sesuatu pada saat kuliah tetapi apa yang mahasiswa dapat selesaikan selama waktu tersebut

Belajar mempunyai peranan penting dalam sejarah kehidupan manusia apalagi dalam masyarakat modern seperti sekarang ini, belajar merupakan kegiatan yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya sesorang dalam menentukan langkah hidup selanjutnya. Setiap orang perlu belajar dengan tanpa mengenal batas waktu dan usia. Dalam belajar seseorang berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu pengetahuan dengan belajar pula seseorang dapat mengubah tingkah laku ataupun tanggapan yang disebabkan pengalaman. Berdasarkan konsep umum, belajar merupakan proses yang berlangsung sepanjang kehidupan makhluk hidup. Kondisi lingkungan tempat tinggal merupakan salah satu variabel yang diduga berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa. Untuk mengetahui pengaruh kondisi lingkungan tempat tinggal terhadap prestasi belajar mahasiswa dilakukan dengan membandingkan prestasi belajar pada setiap tempat tinggal mahasiswa tersebut. Sehingga makalah  ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar mahasiswa ditinjau dari kondisi lingkungan tempat tinggal serta Konsentrasi,Motivasi,Aktif ,Sikap,Manajemen Waktu dalam perkuliahan selama menuntut Ilmu di kota Studi dikita kuliah  yang berbeda-beda. Lingkungan sangat mempengaruhi kehidupan manusia, yang diutarakan pada teori empirisme yang menyatakan bahwa perkembangan individu dipengaruhi dan ditentukan oleh pengalaman-pengalaman yang diperoleh. Pengaruh lingkungan sangat besar dalam membawa diri manusia menuju kepada puncak sukses impian.

Sesuai dengan Tuntutan pendidikan pada masa sekarang ini mengharuskan orang mampu untuk mencapainya, bahkan harus meninggalkan rumah demi mendapat pendidikan yang lebih tinggi. Hidup dalam kos-kosan sudah tidak asing lagi kita dengar pada masa sekarang ini. Karena keiginan untuk menimba ilmu yang begitu besar sehingga mengharuskan calon-calon mahasiswa meninggalkan kampung halaman demi mencapai cita-cita untuk menjadi mahasiswa yang nantinya berguna bagi masyarakat dan bangsa serta negara terutama bagi daerah mereka sendiri,semua mulai disadari oleh anak-anak di daerah , khususnya oleh anak-anak di pendalaman pedesaan atau di daerah kertertinggalan . Hal tersebut mendorong mereka untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi dengan kualitas yang lebih baik pula, dan itu hanya bisa di dapatkan di kota-kota besar. Oleh sebab itu, banyak anak-anak dari daerah yang ke kota tinggal di tempat-tempat kos yang dekat dengan universitas, supaya anak-anak dari daerah lebih tertarik untuk tinggal ditempat kost, banyak tempat kost yang letaknya tidak jauh dari tempat mereka menuntut ilmu diuniversitas. Masyarakat sekitar kampus yang setiap saat menerima mahasiswa untuk tinggal dikost , dalam sosiologi dikategorikan sebagai kelompok sekunder. Kelompok sekunder adalah kelompok-kelompok besar yang terdiri dari banyak orang. Hubungannya tak perlu berdasarkan kenal-mengenal secara pribadi dan sifatnya tidak begitu langgsunng. Tempat-tempat kost biasanya memiliki peraturan yang berbedabeda, dan banyak tempat-tempat kost yang tidak dijaga oleh pemiliknya. Ada peraturan yang membatasi anak kost agar tidak terlalu bebas dengan menetapkan jam berkunjung/jam malam. Kebebasan tersebut akhirnya dapat membentuk prilaku yang negatif bagi anak-anak kost. Selain itu tidak adanya pengawasan dari orang tua membuat anak-anak kost merasa bebas untuk melakukan penyesuaikan diri dalam kemandirian mahasiswa dari hal kecil mandiri masak,mandiri mengatur cara hidup,cara manajemen waktu bangun pagi,belajar dari situ mahasiswa mentranformasi diri sehingga menjadi kedewasan. Didukung pula dengan lingkungan tempat kost dimana dia mentut ilmu sehingga mempengaruhi perilaku anak-anak kost dan prestasi mereka di kampus . Mahasiswa dari daerah yang datang ke kota dan tinggal di tempat-tempat kost, yang lebih dikenal dengan anak kost. Anak-anak kost merupakan komunitas yang rentan terhadap pergaulan dengan sesame mahasiswa dari beda daerah masyarakat ditempat menuntut ilmu oleh  karena mereka memiliki kebebasan penuh dalam mengatur hidupnya tanpa ada larangan dan pengawasan dari orang tua atau siapa pun. Sehingga mereka belajar hidup mandiri dengan siapa saja dan di lingkungan manapun termasuk lingkungan dia tinggal sehingga lambat laun akan mempengaruhi pola pikir mereka serta mempegaruhi prestasinya pendewasaan.Karena bagaimana prilaku anak-anak mahasiswa di  kost, sangat ditentukan dari cara mereka hidup dan berprilaku ditempat kost.Manusia mempunyai naluri untuk senantiasa berhubungan dengan sesamanya. Hubungan yang berkesinambungan tersebut menghasilkan pola pergaulan yang dinamakan pola interaksi sosial. Pergaulan tersebut menghasilkan pandangan-pandangan mengenai kebaikan dan keburukan. Pandangan-pandangan tersebut merupakan nilai-nilai manusia, yang kemudian sangat berpengaruh terhadap cara dan pola berpikirnya.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik melakukan sebuah makalah referensi dalam bentuk makalah  dalam judul Referensi Di Masa Studi  Dan  Mahasiswa Perlu Memiliki Lima Hal Dan Dikembangkan Oleh Seorang Mahasiswa Untuk Meraih Kesuksesan Dalam Perkuliahan:
Konsentrasi Belajar Mahasiswa,Motivasi belajar Mahasiswa,Aktif  Belajar Mahasiswa, Sikap Belajar Mahasiswa, dan Belajar Manajemen Waktu

B.       Identifikasi Masalah Referensi

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan masalahnya sebagai berikut :

1.         Mahasiswa kurang memiliki konsentrasi belajar yang penuh oleh mahasiswa,dan kurang memberi motivasi terhadap diri mahasiswa itu untuk bisa menyiapkan suatu tugas kuliah yang harus  di kerjakan oleh  mahasiswa maka prestasi dan penyelesaian studi tidak tepat waktu
2.         Mahasiswa kurang aktiv dalam  perkuliahan  dikampus,organisasis kampus kegiatan di kampus maka banyak ketinggalan info dari kampus.
3.         Mahasiswa kadang sikap kurang bertanya pada sesama mahasiswa dan atau dosen untuk mata kuliah atau tugas yang belum tau benar atau belum memahami sehingga nilai masih di bawah c dan mahasiswa kurang mengatur waktu dengan baik sehingga banyak waktu yang buang sia-sia diluar kegiatan yang tidak terlalu penting sehingga banyak terlambat mengerjakan tugas kuliah.
4.         Bagaiman mahasiswa member motivasi diri dalam perkuliahan di perguruan tinggi agar mahasiswa semangat belajar untuk mendapatkan prestasi yang lebih tinggi
5.         Bagaimana mahasiswa menggambil komitmen waktu untuk selalu merasa kehabisan waktu dan mahsiswa tidak dapat melakukan apa yang dijadwalkan.

C.       Tujuan dan Manfaat makalah referensi
a.         Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah referensi ini adalah “Untuk mengetahui bagaiman seorang mahasisswa konsentrasi belajar aktiv,dan motivasi belajar melalui sikap serta manajemen waktu di kampus maupun diluar kampus oleh mahasiswa.

b.        Manfaat  makalah Referensi
Hasil dari Makalah referensi  ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :

1.        Manfaat Teoritis
       Hasil dari makalah  Referensi  ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu yang relevan dengan masalah dalam referensi  ini serta untuk mendukung teori-teori di bidang pendidikan, khususnya yang menyangkut masalah konsentrasi belajar aktiv belajar ,motivasi belajar ,sikap dan belajar manajemen waktu oleh mahasiswa

2.        Manfaat Praktis
a.         Bagi perguruan tinggi
Hasil referensi ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam rangka peningkatan konsentrasi belajar mahasiswa aktiv belajar mahasiswa,motivasi belajar ,sikap,belajar manajemen waktu oleh dosen dan guru.
b.        Bagi Dosen
Hasil referensi  ini dapat digunakan sebagai masukan bagi dosen  dalam meningkatkan konsentrasi belajar aktiv, motivasi, sikap, manajemen waktu oleh mahasiswa.



c.         Bagi mahasiswa
       Hasil referensi ini dapat digunakan bagi mahasiswa dalam upaya menumbuhkan minat konsentrasi belajar aktiv belajar  belajar  ,motivasi, sikap, manajemen waktu belajar.

D.      Rumusan Masalah
Berdasarkan tujuan  masalah di atas maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “bagaiman seorang mahasisswa konsentrasi belajar aktiv,dan motivasi belajar melalui sikap serta manajemen waktu di kampus maupun diluar kampus oleh mahasiswa?




BAB II
LANDASAN TEORI

A.      Pengertian  Konsentrasi Belajar Mahasiswa
Dewasa ini banyak kita lihat fenomena diperguruan tinggi mahasiswa yang lulusnya sangat lambat dan bahkan bertahun-tahun dikarenakan kurangnya konsentrasi belajar mahasiswa umumnya di kelas dan lebih khusus diluar ruangan kuliah atau di luar kampus . Padahal konsentrasi sangat dibutuhkan dan mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Konsentrasi belajar merupakan suatu kefokusan diri pribadi mahasiswa terhadap mata kuliah ataupun aktivitas belajar serta aktivitas perkuliahan. Dalam aktivitas perkuliahan seharusnya dibutuhkan konsentrasi penuh, untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Dalam artian dengan konsentrasi penuh kita akan mengerti dan memahami mata kuliah yang diajarkan sehingga dalam ujian atau pengerjaan soal-soal akan menghasilkan hasil yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh kita.
Di dalam mewujudkan konsentrasi penuh itu sendiri terdapat beberapa factor seperti adanya minat, perhatian, dan juga motivasi aktiv. Dari keempat faktor itu semuanya saling mempengaruhi karena saling berkesinambungan. Jadi apabila ada salah satu faktor tersebut yang tidak atau belum terpenuhi mungkin untuk memenuhi konsentrasi secara penuh sendiri juga akan terhambat. Dalam artian akan kesulitan dalam belajar apabila keempatnaya tidak dilakukan secara optimal.
Akan tetapi dalam kenyataan keseharian masih banyak masalah kurangnya konsentrasi belajar mahasiswa di kelas. Faktor dari permasalahan tersebut diantaranya adalah kurangnya manajemen waktu, kondisi kesehatan, kurang minat terhadap mata kuliah, adanya masalah pribadi atau masalah keluarga, dan cara penyampaian materi oleh dosen. Karena adanya faktor penyebab tersebut pasti juga adanya dampak negative untuk mahasiswa sendiri.
Dampak negatif tersebut diantaranya adalah kurangnya pemahaman terhadap mata kuliah, tidak memperhatikan pemaparan materi di kelas, sikap cuek dengan situasi kelas, dan juga tidak memperhatikan tugas yang diberikan.
Dengan demikian kita juga harus mencari solusinya agar kita bisa lebih berkonsentrasi secara penuh dan menghasilkan hasil yang memuaskan sesuai dengan harapan kita. Mungkin solusi tersebut diantaranya adalah memperbaiki manajemen waktu, menjaga kondisi kesehatan, membedakan antara aktivitas belajar dengan permasalahan baik itu masalah pribadi atau masalah keluarga dan belajar untuk lebih menyukai dan menyesuaikan mata kuliah yang tersedia agar kita lebih minat dan merasa nyaman dengan mata kuliah yang ada.
1.    Konsentrasi belajar Mahasiswa
Pengertian konsentrasi Konsentrasi menurut Sardiman (2007:40) dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangat membantu tumbuhnya proses pemusatan perhatian.Di dalam konsentrasi ini keterlibatan mental secara detail sangat diperlukan,sehingga tidak ”perhatian” sekedarnya.Konsentrasi menurut G.G. Neill Wright (dalam Gie, 1995: 138) adalah keterserapan dalam mata pelajaran yang seseorang sedang mempelajarinya sampai titik kebutaan dan ketulian terhadap semua hal lainnya (absorption in the subject one isstudying to the point of blindness and deafness to all else). Banyak ahli keterampilan studi berpendapat bahwa pemusatan pikiran atau konsentrasi adalah suatu kebiasaan dan oleh karenanya dapat dilatih oleh setiap orang yang bersungguh-sungguh ingin mencapainya. Konsentrasi menurut Slameto (2003: 86) adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan mengesampingkan semua hal lai nnya yang tidak berhubungan. Dalam belajar konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran. Menurut Susanto (2006: 46)konsentrasi adalah kemampuan seseorang untuk bisamencurahkan perhatian dalam waktu yang relatif lama. Sedangkan anak dikatakan berkonsentrasi pada pelajaran jika dia bisa me musatkan perhatian pada apa yang dipelajari.Dengan berkonsentrasi, mahasiswa  tidak mudah mengalihkan perhatian pada masalah lain di luar yang dipelajarinya. Dari pengertian konsentrasi di atas dapat disimpulkan bahwa konsentrasi mahasiswa adalah memusatkan segenap kekuatan perhatian  pada suatu situasi belajar yang sedang berjalan . Artinya tindakan atau pekerjaan yang mahasiswa lakukan itu dilakukan dengan secara sungguh-sungguh dengan memusatkan seluruh panca indra, penciuman,pendengaran, pengelihatan dan fikiran mahasiswa.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi di antaranya adalah
a.         Kurangnya minat terhadap mata kuliah jurusan  yang dipelajari Perasaan gelisah, tertekan, marah,khawatir, takut, benci dan dendam. Suasana lingkungan belajar yang berisik dan berantakan.
b.        Kondisi kesehatan jasmani.Kebosanan terhadap pelajaran atau sekolah. (Slameto, 2003: 87 )
2.    Indikator konsentrasi
Berdasarkan teori-teori di atas maka dapat dirumuskan indikator sebagai berikut:
Pengertian konsentrasi menurut Sardiman (2007: 40) konsentrasi dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar.Pikiran dan perasaan terpadu pada pembelajaran.Perhatian tidak menyebar.Konsentrasi menurut G. G. Neill Wright (dalam Gie, 1995: 138) adalah keterserapan Mampu mengabaikan hal-hal lain yang tidak ada hubunganny  mata pelajaran kuliah yang seseorang sedang mempelajarinya sampai titik kebutaan dan ketulian terhadap semua hal lainnya. dengan belajar. Semua pikiran terarah ke satu fokus.
Pengertian konsentrasi menurut Slameto (2003: 86) konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lain yang tidak berhubungan dengan mata kuliah Tidak terpengaruh oleh hal-hal lain yang tidak ada hubungannya dengan proses belajar. Antusias belajar tinggi.
Menurut Susanto (2006: 46) konsentrasi adalah kemampuan seseorang untuk bisa mencurahkan perhatian dalam waktu yang relatif lama.Mampu memusatkan perhatian dalam waktu lama.Perhatian penuh sampai proses belajar selesai. Cara meningkatkan konsentrasi
Walter Pauk ( dalam Gie, 1995: 142) mengemukakan teknik-teknik melakukan konsentrasi diantaranya : pada mahasiswa  hendaknya mempunyai suatu sikap belajar positif. Sikap yang positif itu misalnya ialah memandang studi sebagai suatu kesempatan untuk belajar di pelajari dari pada sebagai suatu tugas tak menyenangkan yang harus diselesaikan.Mahasiswa hendaknya membatasi peralihan-peralihan perhatiannya.
Mahasiswa sering mengalihkan perhatiannya merupakan hal yang wajar, tetapi peralihan -peralihan itu perlu dibatasi pada pokok soal yang sedang dipelajari.Mahasiswa hendaknya menggunakan teknik laba-laba.Dalam percobaan-percobaan yang dilakukan, sebuah garpu suara yang menggemadidekatkan pada sebuah jaring-jaring laba-laba sehingga jaring itu juga bergetar.
3.   Teori-Teori Tentang Teori Konsentrasi Belajar
Pada bagian  kali ini  Ilmu kata mempelajari teori konsentrasi belajar yang mencakup Pengertian Konsentrasi, Pengertian Konsentrasi belajar, Ciri-ciri konsentrasi belajar, Indikator konsentrasi belajar, sebagai berikut:
1.        Pengertian konsentrasi belajar .
Maulana (2011:239) menjelaskan bahwa “konsentrasi merupakan pemusatan perhatian atau pikiran pada suatu hal”.



2.        Pengertian belajar.
Sagala (2011:37) menyatakan bahwa belajar adalah “suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu”. Sementara itu, Suyono dan Hariyanto (2011:9) menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian”. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

3.        Pengertian konsentrasi belajar.
Daud (2010) menjelaskan bahwa konsentrasi belajar adalah pemusatan perhatian dalam proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi.

4.        Ciri-ciri konsentrasi belajar.
Engkoswara (2012) menjelaskan klasifikasi perilaku belajar yang dapat digunakan untuk mengetahui ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi adalah sebagai berikut:
1.        Perilaku kognitif
Yaitu perilaku yang menyangkut masalah pengetahuan, informasi, dan masalah kecakapan intelektual. Pada perilaku kognitif ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai dengan:
a.         Kesiapan pengetahuan yang dapat segera muncul bila diperlukan,
b.          Komprehensif dalam penafsiran informasi,
c.         Mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh,
d.        Mampu mengadakan analisis dan sintesis pengetahuan yang diperoleh.
2.         Perilaku afektif
Yaitu perilaku yang berupa sikap dan apersepsi. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai:
a.         Adanya penerimaan, yaitu tingkat perhatian tertentu,
b.         Respon, yaitu keinginan untuk mereaksi bahan yang diajarkan,
c.         Mengemukakan suatu pandangan atau keputusan sebagai integrasi dari suatu keyakinan, ide dan sikap seseorang.

3.        Perilaku psikomotor
Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai:
a.         Adanya gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai dengan petunjuk guru.
b.         Komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan gerakan-gerakan yang penuh arti.
c.         Perilaku berbahasa. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai adanya aktivitas berbahasa yang terkoordinasi dengan baik dan benar.

4.         Indikator konsentrasi belajar
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator konsentrasi belajar adalah sebagai berikut:
1)        Perilaku kognitif, ditengarahi dengan:
a.         Kesiapan pengetahuan yang dapat segera muncul bila diperlukan.
b.        Komprehensif dalam penafsiran informasi.
c.         Mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh.
d.        Mampu mengadakan analisis dan sintesis pengetahuan yang diperoleh.



2. ) Perilaku afektif, ditengarahi dengan:
a)        Perhatian pada materi pelajaran.
b)        Merespon bahan yang diajarkan.
c)        Mengemukakan suatu ide.
3)    Perilaku psikomotor, ditengarahi dengan:
a)    Adanya gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai dengan petunjuk guru.
b)    Komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan gerakan-gerakan yang penuh arti.
4)    Adanya aktivitas berbahasa yang terkoordinasi dengan baik dan benar.

B.       Pengertian Motivasi Belajar

Pengertian Motivasi adalah Kegiatan atau tingkah laku manusia dimana ia berada, dapat menjadi perhatian setiap orang, dengan demikian secara sederhana dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuaan.

Dari pengertian di atas, dapat digambarkan bahwa motivasi merupakan usaha untuk melakukan sesuatu sehingga dapat membawa beberapa perubahan yang dapat menentukan langkah seseorang dengan mengarah kepada tujuan yang hendak dicapai.

Berdasarkan pengertian motivasi yang telah dikemukakan di atas, secara sederhana dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi merupakan kekuatan yang mendorong manusia untuk melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan.  Hal tersebut, terlaksana karena dirangsang dari berbagai macam kebutuhan atau keinginan yang hendak dipenuhi.
Pengertian Belajar  adalah aspek dalam proses yang biasa disebut dengan pendidikan. Oleh karena itu, belajar merupakan rangkaian interaksi, maka proses belajar mengajar berarti rangkaian interaksi antara pengertian belajar.

H. Abdurrahman mengemukakan bahwa : Belajar adalah semua upaya manusia atau individu memobilisasikan (menggerakkan, mengerahkan dan mengarahkan semua sumber daya manusia yang dimilikinya (fisik, mental, Intelektual, Emosional dan Social) untuk memberikan jawaban (respons) yang tepat terhadap problema yang dihadapinya.

Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah lakunya dapat mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penampilan, ilmu pengetahuan atau kemahiran yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan kesemuanya dapat diraih hanya dengan membaca.Dalam proses balajar haruslah diperhatikan prinsip belajar. Karena proses belajar memang kompleks tetapi dianalisis dan diperinci dalam bentuk prinsip-prinsip atau asas-asas belajar. Hal ini perlu diketahui agar kita memiliki pedoman dalam belajar secara efisien. Prinsip-prinsip tersebut antara lain :
1.         Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa dengan lingkungan.
2.         Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah dan jelas bagi siswa. Tujuan akan menuntunnya dalam belajar untuk mencapai harapan-harapannya.
3.         Belajar paling efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi yang murni dan bersumber dari dalam diri sendiri.
Senantiasa ada rintangan dan hambatan dalam belajar, karena itu siswa harus mengatasinya secara tepat.
Pandang di atas memberikan gambaran bahwa prinsip-prinsip belajar dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, dalam belajar perlu adanya motivasi sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif dalam belajar dan dapat menggerakkan segala daya yang ada agar siswa dapat memusatkan perhatian.
Sardiman AM, mengemukakan bahwa :
Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar.
Macam-macam Motivasi belajar
Kita ketahui bersama bahwa motivasi adalah merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong individu untuk belajar.
Motivasi dibedakan atas dua macam yaitu :
1.          Motivasi Instrinsik yaitu motivasi yang ditimbulkan dari dalam diri individu, tanpa ada rangsangan atau bantuan orang lain.
2.          Motivasi Ekstrinsik yaitu motivasi yang timbul akibat rangsangan dari luar diri individu.
Salah satu ciri yang  penting dari motivasi adalah adanya semangat terhadap seseorang peserta didik dalam kegiatan – kegiatan belajarnya, seseorang berkeinginan untuk melakukan suatu perbuatan dan memberi petunjuk pada tingkah laku. Sardiman AM. Mengemukakan bahwa :
Dalam kegiatan belajar maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang dapat memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek balajar itu dapat tercapai.

            1.       Prestasi belajar masih mejadi tolak ukur kompetensi mahasiswa di bidang ilmunya.
Oleh karena itu, banyak institusi kerja yang menggunakan indeks prestasi belajar mahasiswa untuk penerimaan karyawan. Namun kenyataannya, banyak mahasiswa yang memiliki prestasi belajar rendah (Sumargi, 2008). Pentingnya peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada mahasiswa. Teori behaviorisme menjelaskan motivasi sebagai fungsi rangsangan (stimulus) dan respons, sedangkan apabila dikaji menggunakan teori kognitif, motivasi merupakan fungsi dinamika psikologis yang lebih rumit, melibatkan kerangka berpikir siswa terhadap berbagai aspek perilaku (Sofa, 2008)

Menurut Syafi’í (2008), proses belajar mengajar tidak bisa terlepas dari berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi dan menunjang keberlangsunganya. Salah satu penunjang utamanya adalah, adanya motivasi belajar bagi peserta didik yang terstruktur dan terkonstruk dengan baik. Pembelajaran efektif, bukan membuat mahasiswa menjadi pusing, akan tetapi bagaimana tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan mudah dan menyenangkan (Sutikno, 2007).

            2.       Proses perkuliahan dikelas terkadang cenderung terhenti pada teori-teori sebagaimana diuraikan buku teks.

Upaya menjabarkan teori untuk mencermati fenomena relevan seharihari hanya mengundang muka-muka lesu di dalam kelas. Konsepsi ini dikenal dengan “text book thinking”. Faktor lainnya adalah menyangkut faktor tingkat “kemapanan” yang membuat mahasiswa malas berpikir rumit yang ditengarai oleh adanya kecenderungan fokus pada substansi perkuliahan yang hanya berorientasi pada sebuah hal, yaitu kelulusan kuliah.
Urgensi daripada motivasi adalah sebagai pendorong, pengerak, dan sebagai suatu pengarah terhadap tujuan. Lembaga pendidikan, sebagai wadah tempat berkumpulnya agen-agen perubahan sosial dan segala perangkatnya, haruslah memiliki prinsip kebersamaan atau kerjasama yang baik antar lembaga dan anggota serta orang-orang yang berkepentingan di dalamnya, tanpa kerjasama yang baik, semua cita-cita yang menjadi tujuan berdirinya lembaga pendidikan ibarat asap yang terlihat tebal akan tetapi mudah sirna dengan sendirinya.

            3.       Definisi Motivasi

Menurut Mc. Donald dalam Sutikno (2007), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.

Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai suatu poses internal (dari dalam diri seseorang) yang mengaktifkan, membimbing, dan mempertahankan perilaku dalam rentang waktu tertentu (Baron,1992; Schunk,1990 dalam Nur, 2001). Dalam bahasa sederhana, motivasi adalah apa yang membuat anda berbuat dan menentukan arah mana yang hendak anda perbuat. Motivasi dapat berbeda dalam intensitas (kekuatan) dan arah.

Gage dan Berliner dalam Nur (2001), menganalogikan motivasi dengan sebuah mobil, dimana mesin analog dengan intensitas dan kemudi analog dengan arah. Tugas penting bagi dosen adalah merencanakan bagaimana dosen akan mendukung motivasi mahasiswa. Motivasi dapat timbul dari karakteristik–karakteristik intrinsik. Motivasi juga dapat timbul dari sumber–sumber motivasi di luar tugas. Darliana mengemukakan fungsi utama dosen dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator dan pembimbing yang menyediakan hal-hal yang harus diamati, diperhatikan, dibaca, dan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh mahasiswa.

Dikemukakakan bahwa metode pengajaran dosen akan mempengaruhi cara berpikir mahasiswa. Dosen dapat mengendalikan apa tingkatan berpikir mahasiswa. Bertanya pada diri sendiri dan memperkirakan jawabannya menyebabkan berpikir kreatif, merupakan sarana untuk memecahkan masalah yang pelik dan dapat membantu seorang anak untuk belajar “menemukan situasi yang menyenangkan, meskipun orang lain merasa jemu”. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk belajar.

Terdapat empat konsep penting motivasi belajar (www.motivasibelajar.wordpress.com). yaitu:
a.         Motivasi belajar adalah proses internal yang mengaktifkan, memandu dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Individu termotivasi karena berbagai alasan yang berbeda, dengan intensitas yang berbeda. Sebagai misal, seorang mahasiswa dapat tinggi motivasinya untuk menghadapi tes ilmu sosial dengantujuan mendapatkan nilai tinggi (motivasi ekstrinsik) dan tinggi motivasinya menghadapi tes matematika karena tertarik dengan mata pelajaran tersebut (motivasi intrinsik).
b.         Motivasi belajar bergantung pada teori yang menjelaskannya, dapat merupakan suatu konsekuensi dari penguatan (reinforcement), suatu ukuran kebutuhan manusia, suatu hasil dari disonan atau ketidakcocokan, suatu atribusi dari keberhasilan atau kegagalan, atau suatu harapan dari peluang keberhasilan.
c.         Motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan penekanan tujuan-tujuan belajar dan pemberdayaan atribusi.


Salah satu contoh pengalaman beberapa Motivasi yang saya dapatkan di perkuliahan adalah

("Sesuatu yang membuat saya bertahan kerjain tugas diPerpustakaan setelah saya pulang kuliah  adalah bahwa apa yang saya kerjakan ini adalah suatu hal yang membedakan saya dengan orang malas"  akan tetapi saya tau bawah "Bukan tentang tugas selesai atau tidak, tetapi bagaimana saya  bisa mendapatkan ilmu dan pengetahuan dari tugas yang saya  selesaikan itu dengan mengerjakan tugas itu sendiri"

“ seseorang itu pintar dan tau  seperti ilmuan itu dikarena dia mengerjakan tugas dengan baca buku serta mendapatkan masukan dari orang yang lebih tau dan jurusan yang sama dengan kita  tetapi jika kita tidak pernah bertanya sama orang lain atau dosen dan tidak membaca buku untuk mengerjakan tugas dan memahami materi kuliah yang didapatkan  maka kita  akan lupa dan tidak akan mengerti serta tidak akan paham  mengenai apa yang kita dapat dari materi itu sendriri”

" Tidak ada salahnya kita  pilih jurusan, semua benar. Tergantung pada diri kita sendriri  bagaimana cara kita menjalankan pilihan  jurusan tersebut "

" Sukses itu kalau menurut saya bisa saja, Bisa lulus kuliah dan liat senyum orang tua pas poto bareng pake toga " akan tetapi apa bila kita belum menguasai materi dan belum punya pengalaman maka kita akan kurang mampu bersaing dengan orang lain karena sekarang bukan lihat dari IPK 3,8/3,78 akan tetapi pengalaman ok,penguasaan ilmu pengetahuan ok IQ ok Intelektualitas ok maka yang menetukan adalah profesionalisme dan intektualitas seorang sarjana.


Sebelum saya akhiri tulisan ini, pasti Anda pernah mendengar pertanyaan seperti ini  " pilih mana lulus tepat waktu atau lulus pada waktunya yang tepat ?" Jujur saya pilih yang pertama " lulus tepat waktu ", tidak usah deh "lulus pada waktu yang tepat " nanti kelamaan!  lagian ilmu juga kita bisa dapat di luar kampus kan, bagaimana sobat?Itulah tadi beberapa Kumpulan Kata-kata motivasi yang membuat saya masih bertahan dan bersemangat untuk tetap kuliah.akan tetapi kami harus berkomitmen untuk mengambil suatu pengalaman diluar kampus karena waktu 20 menit hanya untuk tata muka dengan dosen di ruangan kuliah sedangkan 35-60 menit kosong maka kita harus memaksimalkan waktu tersebut di luar kampus atau jam kuliah.

C.      Aktiv belajar mahasiswa
Aktif belajar  sebagai pembentuk kepribadian intelektual mahasiswa dalam perkuliahan di kampus mahasiswa mampu mengkembangan kemampuan belajar yang tinggi.
Pada jaman sekarang  banyak  kalangan pendidik yang mengusulkan pembelajaran aktif ditingkatkan kembali. Bagi orang awam memahami dengan pembelajaran diperkuliahan maupun sekolah sudah merupakan pembelajaran aktif. Ternyata dalam dunia pendidikan pembelajaran aktif tidak diartikan dengan sederhana. Dalam karya ilmiahnya A.Y. Soegeng memberikan pengertian pembelajaran aktif suatu kegiatan pembelajaran dimana terdapat keterlibatan mahasiswa atau pelajar dalam melakukan kegiatan dan memikirkan apa yang sedang dilakukan. Pembelajaran aktif secara tidak langsung menganjurkan untuk menciptakan inovasi dalam proses pembelajaran supaya lebih menyenangkan dan mudah diterima. Hal ini harus diperhatikan mengingat cara belajar dan memahami setiap orang berbeda, namun dalam belajar mahasiswa harus aktif untuk menggali pengetahuan dan mempertanyakan apabila belum paham apa yang diberikan dosen agar bisa tau betul.
Contoh Untuk mengetahui pembelajaran aktif yang tepat dilakukan, maka sebagai tenaga pendidik harus mengetahui pembelajaran aktif seperti apa. Bonwell, memberikan gambaran tentang karakteristik yang di lakukan oleh guru dan dosen  sebagai berikut:
a.         Pengembangan keterampilan, pemikiran dan daya analisis yang menjadi tujuan utama mahasiswa bukan penyampaian informasi yang dilakukan pengajar.
b.         Mengerjakan tugas yang berkaitan dengan materi lebih baik supaya mahasiswa tidak menjadi beban pada saat mau kumpulkan.
c.         Eksplorasi nilai dan sikap yang dimiliki mahasiswa yang berkaitan dengan materi kuliah yang telah disampaikan oleh dosen .
d.        Menekankan daya berpikir yang kritis, analisis, dan mampu memberikan evaluasi diri cara belajarnya.
e.         Terjadinya umpan balik lebih cepat terjadi pada proses pembelajaran. Karekateristik ini lebih memudahkan tenaga pendidik untuk menerapkan pembelajaran aktif dan akan lebih tepat sasaran dan tercapai hasil yang diinginkan. Pembelajaran aktif memiliki beberapa strategi yang dapat anda gunakan:
1.        mahasiswa menjadi pusat perhatian. Maka dengan ini mahasiswa justru akan lebih akan mengeksplor kemampuannya, dari pada terpusat oleh pengajar
2.        Dalam penyampaian materi kaitkan dengan kondisi kenyataan.
3.        Bertindak cermat melalui deferensiasi. Melalui tindakan ini bila terdapat siswa yang belum memiliki kepintaran dan kecermatan yang diinginkan akan lebih cepat terdeteksi. Dan mampu bertindak cermat.
4.        Media menjadi sarana belajar yang fungsional. Selagi untuk memberikan kemampuan analisis dan daya kritis.
Bagai para dosen dan para guru pengajar  Pembelajaran aktif sejatinya dapat dilakukan pada setiap jenjang pendidikan. Tinggal meningkatkan kemampuan tenaga pengajar agar dapat mencapai tujuan yang telah diinginkan. Banyak cara yang dapat digunakan oleh para tenaga pendidik untuk melakukan yang terbaik dalam menyampaikan pelajaran kepada mahasiswa dan Siswa . Seorang tenaga pendidik yang baik dan professional haruslah peka terhadap situasi yang terjadi pada peserta didiknya. Salah satunya adalah yang terjadi sekarang ini ketika perkembangan dunia sudah semakin pesat dan perangkat teknologi telah mampu membuat para peserta didik untuk berpikir lebih kritis. Nah dengan kejadian seperti ini seorang tenaga pendidik tidak boleh hanya mengandalkan buku-buku atau teori saja. Tetapi lebih dari itu mereka harus memikirkan untuk menyampaikan pelajaran lebih nyata menggunakan pembelajaran kontekstual.
Pembelajaran kontekstual ini dapat kita artikan sebagai model pembelajaran yang efektif karena pada pembelajaran ini kita dituntut untuk melakukan pembelajaran dengan cara menggunakan gambaran yang semirip mungkin dengan keadaan yang sebenarnya dengan kata lain Pembelajaran kontekstual ini dapat kita artikan sebagai model pembelajaran yang efektif karena pada pembelajaran ini kita dituntut untuk melakukan pembelajaran dengan cara menggunakan gambaran yang semirip mungkin dengan keadaan yang sebenarnya dengan kata lain pembelajaran seperti ini lebih merujuk pada persoalan faktual. Pembelajaran ini memiliki beberapa ciri utama yang sekaligus menjadi keunggulannya yang beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
1.    Ciri yang pertama adalah lebih menekankan pada konstruktivisme yakni peserta didik diarahkan untuk mengetahui cara kerja, menemukan dan mengonstruksi secara individual kemampuan baik yang berupa pengetahuan maupun keterampilan baru yang dimilikinya.
2.    Yang kedua adalah sikap gemar bertanya. Ini merupakan salah satu tujuan dari pembelajaran ini, yakni meningkatkan rasa keingintahuan yang dimiliki oleh para peserta didik sehingga karenanya penyampaian materi pelajaran pun akan semakin lancar dan efektif.

3.    Yang ketiga pada pembelajaran kontekstual ini para peserta didik bukan hanya dituntut untuk dapat mengingat pengetahuan yang berdasarkan fakta-fakta yang dipelajarinya saja tetapi lebih dari itu mereka juga diarahkan untuk menemukan hal-hal baru yang lainnya.
4.    Selanjutnya adalah dengan melakukan refleksi dan penilaian akhir. Refleksi ini merupakan sebuah cara untuk melakukan pengevaluasian pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik selama pembelajaran, sedangkan penilaian akhir merupakan penilaian terhadap hal-hal yang dilakukan oleh para peserta didik selama pembelajaran berlangsung melalui tugas-tugas yang telah dilaksanakannya
D.      Sikap Belajar Mahasiswa
Pengertian Sikap belajar mahasiswa Sikap merupakan kecenderungan pola tingkah laku individu untuk berbuat sesuatu dengan cara tertentu terhadap orang, benda atau gagasan. Sikap dapat diartikan sekelompok keyakinan dan perasaan yang melekat tentang objek tertentu dan kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tersebut dengan cara tertentu (Calhoun, 1978: 315). Menurut Robert R.Gabe (dalam Siskandar, 2008:440), Sikap merupakan kesiapan yang terorganisir yang mengarahkan atau mempengaruhi tanggapan individu terhadap obyek. Sedangkan menurut Berkowitz (Azwar, 1995:5) Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung (favorable) atau tidak mendukung (unfavorable) terhadap objek tersebut. Selanjutnya lebih spesifik, Thurstone (Azwar, 1995:5) memformulasikan sikap sebagai derajat afek positif dan afek negatif terhadap suatu obyek psikologis. Obyek psikologis yang dimaksud adalah lambang-lambang, kalimat, semboyan, orang, institusi, profesi, dan ide-ide yang dapat dibedakan ke dalam perasaan positif atau negatif.
a.         Sikap sebagai predisposisi atau kecenderungan tindakan akan memberi arah kepada perbuatan atau tindakan seseorang. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa semua tindakan atau perbuatan seseorang identik dengan sikap yang ada padanya. Seseorang mungkin saja melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap mahasiswa terhadap kampus sangat besar pengaruhnya terhadap berhasil tidaknya pendidikan mahasiswa  di perkuliahan . Sikap yang positif terhadap universitas , dosen-dosen, maupun terhadap teman-teman akan merupakan dorongan yang besar bagi mahasiswa untuk mengadakan hubungan yang baik. Dengan adanya hubungan yang baik, dapat melancarkan proses perkuliahan di kampus . Sebaliknya sikap yang negatif akan menyebabkan terjadinya hubungan yang tidak harmonis dan hanya akan merugikan mahasiswa itu sendiri (Nurkancana, 1986).
b.         Definisi sikap yang telah dikemukakan di atas, masih umum dan bersifat teoretis. Hal ini menimbulkan kesulitan dalam pengukurannya, oleh sebab itu Show dan Wright (dalam Azwar,  1992), bahwa sikap memiliki referensi atau kelas referensi yang spesifik dan membatasi konstruksi sikap komponen afektif saja. Lebih jauh mereka mengemukakan, aspek afektif ini mendahului tingkah laku dan didasarkan pada proses kognitif.
Menurut Azwar, sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang yaitu:
a.         Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial.
b.         Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
c.         Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.
Selanjutnya Rosenberg (dalam Azwar, 1998), dengan teori konsistensi afektfi-kognitifnya memandang bahwa ketiga komponen tersebut di atas saling berinteraksi secara selaras dan konsistensi dalam mempolakan arah sikap yang seragam. Apabila ketiga komponen itu ada yang tidak selaras atau tidak konsisten satu sama lain, maka akan menyebabkan timbulnya mekanisme perubahan sikap sampai konsistensi dapat tercapai kembali sehingga sikap yang semula negatif dapat berangsur-angsur berubah menjadi positif. Akan tetapi sikap yang ekstrim seperti sangat setuju atau sangat tidak setuju biasanya tidak mudah untuk dirubah.
Dari semua pengertian yang di ungkapan di atas dapat diambil sebuah pengertian tentang sikap, yaitu sikap adalah penerimaan, tanggapan, dan penilaian seseorang terhadap suatu obyek, situasi, konsep, orang lain maupun dirinya sendiri akibat hasil dari proses belajar maupun pengalaman di lapangan yang menyebabkan perasaan senang (positif/sangat positif) atau tidak senang (negatif/tidak negatif).
Tingkatan Sikap Menurut Suke Silverius (dalam Riyono, 2005:11), sikap meliputi lima tingkat kemampuan yaitu:
a.         Menerima (Receiving)Tingkat ini berhubungan dengan kesediaan atau kemauan mahasiswa untuk ikut dalam suatu fenomena atau stimulus khusus. Misalnya dalam kegiatan pembelajaran di ruangkan kuliah . Kata-kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk rumusan indikatornya adalah menanyakan, menyebutkan, mengikuti, dan menyeleksi.
b.         Menanggapi atau Menjawab (Responding) Pada tingkatan ini, mahasiswa tidak hanya menghadiri suatu fenomena tetapi juga bereaksi terhadapnya. Kata-kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk rumusan indikatornya adalah menjawab, berbuat, melakukan, dan mengerjakan.
c.         Menilai (Valuing) Tingkat ini berkenaan dengan nilai yang dikenakan mahasiswa terhadap sesuatu obyek atau fenomena tertentu. Tingkat ini berjenjang mulai dari hanya sekedar penerimaan sampai pada tingkat komitmen yang lebih tinggi. Kata-kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk rumusan indikatornya adalah membedakan, mempelajari, dan membaca.
d.        Organisasi (Organization) Hasil belajar pada tingkat ini berkenaan dengan organisasi suatu nilai (merencanakan suatu pekerjaan yang memenuhi kebutuhannya). Kata-kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk rumusan indikatornya adalah menyiapkan, mempertahankan, mengatur, menyelesaikan, dan menyusun.
e.         Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai
Hasil belajar pada tingkat ini meliputi banyak kegiatan, tapi penekanannya lebih besar diletakkan pada kenyataan banhwa tingkah laku itu menjadi ciri khas atau karakteristik mahasiswa tersebut. Kata-kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk rumusan indikatornya adalah menerapkan, membenarkan cara pemecahan masalah, dan sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis ambil kesimpulan tingkatan sikap mahasiswa terhadap pembelajaran materi kuliah yang  dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.         Pada tingkat pertama (menerima), sikap positif mahasiswa dapat  dilihat dari kesediaan mahasiswa untuk mengikuti pembelajaran mata kuliah pendidikan kewarganegaraan di ruangkan kuliah.

2.         Pada tingkat kedua (menanggapi), mahasiswa yang bersikap positif akan cenderung menyenangi pembelajaran mata kuliah pendidikan kewarganegaran  yang diberikan  di ruangkan kuliah.

3.         Pada tingkat ketiga (menilai), mahasiswa yang bersikap positif akan berusaha untuk mempelajari materi mata kuliah pendidikan kewarganegaraan lebih dalam lagi.
Sebagai contoh mempelajari materi pendidikan kewarganegaran
1.        Pada tingkat keempat (organisasi), mahasiswa yang bersikap positif akan berusaha menyelesaikan masalah / soal-soal pendidikan kewarganegaran yang ada secara maksimal walaupun soal-soal tersebut tergolong sangat sulit.
2.        Pada tingkat kelima (karakteristik), mahasiswa yang bersikap positif terhadap pembelajaran pendidikan kewarganegaran akan berusaha menerapkan pengetahuannya dalam memecahkan masalah pada  kehidupan sehari-hari atau dapat berpikir kritis dalam menghadapi segala hal.
4.         Pengukuran sikap Instrumen yang akan digunakan dalam makalah  ini adalah skala sikap. Menurut Bloom (dalam Annisa, 2011) dalam pengajaran mata kuliah pendidikan kewarganegaran dikenal dua kategori skala sikap yaitu “Interest and Attitude” dan “Appreciation”. Kategori pertama mencakup lima dimensi afektif, yaitu:
a)        Attitude yaitu tingkat kecenderungan positif atau negatif yang berhubungan dengan suatu objek psikologis.
b)        Interest atau minat yaitu kecenderungan menghayati suatu objek untuk mengenal objek tersebut.
c)        Motivation (motivasi) yaitu kekuatan yang ada didalam diri seseorang yang mendorong orang tersebut untuk melakukan aktivitas – aktivitas tertentu untuk mencapai suatu tujuan.
d)       Anxiety yaitu kecemasan seseorang yang disebabkan oleh rasa ketidakmampuannya dalam memecahkan suatu permasalahan.
e)        Self – concept yaitu pandangan individu terhadap dirinya sendiri yang sangat dipengaruhi oleh anggapan dan pendapat dari orang lain.
E.       Belajar Manajemen Waktu
Pengertian waktu adalah sumber daya yang paling berharga yang tidak mungkin tergantikan serta tidak mungkin di simpan tanpa digunakan “Choan-Seng,235;2008’’waktu adalah suatu ruang yang didalamnya mereka lakukan segala usaha yang memperluasnya agar dapat memenuhinya dengan sebanyak mungkin hal-hal kehidupan yang berhasil adalah kehidupan yang telah menghasilkan prestasi terbanyak dalam waktu sesingkat mungkin;”Hasan Al Banna “Waktu adalah  kehidupan-kehidupan manusiatidak lain adalah waktu ia lewati dari ia dilahirkan  sampai meninggal”Ibnul Jauzi  waktu adalah harta yang paling mulia oleh karena itu sudah seharusnya waktu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk melakukan hal-hal yang berguna;”Jhon F.Kenedy “Waktu adalah kekuatan bila kita manfaatkan seluruh waktu,kita sedang berada diatas jalan keberuntungan;
Jika seorang mahasiswa  ingin membuat perubahan nyata dalam hidupnya  di perkuliahan maupun dalam masyarakat  maka mahasiswa harus terlebih dahulu memulai dengan belajar bagaimana secara efisien mengelola waktu seorang mahasiswa. Siapa pun yang mengetahui bagaimana mengelola waktu, akan juga mengetahui bagaimana mengelola hidup dimasa yang akan datang  . Manajemen waktu yang baik adalah tentang prioritas yang tepat, baru setelah itu tercipta manajemen yang tepat untuk hidup seseorang. Kualitas hidup seseorang  tergantung pada manajemen yang cerdas dari waktu mahasiswa dan bukan oleh jumlah energi yang mahasiswa kita konsumsi  apa yang mahasiswa kita  lakukan.
1.         Mengambil komitmen waktu
a.         Apakah seorang mahasiswa selalu merasa kehabisan waktu dan mahsiswa tidak dapat melakukan apa yang dijadwalkan?
b.        Apaka hmahasiswa  selalu merasa bahwa mahasiswa  tidak memiliki cukup waktu untuk diri sendiri?
c.         Apakah seorang Mahasiswa merasa bahwa mmhasiswa hidup dan bekerja tugas atau kuliah di lingkungan yang penuh tekanan tanpa hasil positif?
2.         Jika jawaban untuk salah satu pertanyaan di atas adalah YA, maka sudah saatnya untuk mengubah hidup mahasiswa dan mulai menghabiskan waktu mahasiswa dengan bijaksana dan efisien. Seorang mahasiswa harus berjanji pada diri seorang mahasiswa  sendiri bahwa saya  akan menjadi lebih terorganisasi dan fokus pada tujuan seorang mahasiswa dan bahwa anda akan menggunakan waktu untuk kebaikan anda sendiri.

F.       Cara manajemen waktu
1.         Menguasai daftar hal-hal yang harus anda lakukan (to-do lists)
To-do lists yang baik dan efisien haruslah mencakup tugas-tugas dan kegiatan mahasiswa pada saat mahasiswa sedang aktiv di perkuliahan serta tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam waktu dekat sebelum waktu yang di tentukan oleh oleh  Untuk setiap item dalam daftar, seorang mahasiswa  harus menentukan kapan dan berapa banyak tugas dan waktu yang mahasiswa sudah buang dan  butuhkan untuk menyelesaikan Tugas yang dapat di kampus dan direncanakan kapan untuk mengkerjakan tugas tersebut itu tertentu di mana seorang mahasiswa memiliki waktu yang tepat untuk menyelesaikannya.mahasiswa  tidak boleh meremehkan pentingnya perencanaan tugas-tugas kuliah dan tugas lain. Sebuah rencana yang baik dan akurat dapat memberikan seorang mahasiswa terkontrol yang besar dari waktu yang memenens oleh mahasiswa itu. Maka seorang mahasiswa harus menyadari apa yang terpenting bagi mahasiswa dan menempatkannya pada urutan atas di daftar kegiatan.

2.    Buat rencana SMART (Specific-Measureable-Achievable-Reasonable-Timeline)
Rencanakan tugas yang paling sulit di awal setiap minggu sehingga mahasiswa akan lebih santai menjelang akhir minggu dan sebelum akhir pekan. Tugas yang sulit lebih baik dijadwalkan di awal minggu (Senin atau Selasa), sementara tugas-tugas yang lebih mekanis atau rutin di sekitar pertengahan minggu, dan mendekati akhir minggu (Kamis dan Jumat) waktu anda bisa sedikit lebih bebas dan santai karena di kedua hari ini telah menumpuk kelelahan dan stres sebagai akibat dari pekerjaan di hari-hari sebelumnya.Oleh karena itu seorang mahasiswa tidak perlu menungguh waktu akan tetapi setelah dapat tugas kuliah harus diselesaikan terlebih dahulu supaya tidak ada tugas yang tampung lagi.
3.    Belajarlah untuk mengatur prioritas anda
Seorang mahasiswa  harus konsentrasi belajar bagaimana secara efisien mengatur prioritas-prioritas mahasiswa. Tugas yang paling penting harus berada di peringkat lebih tinggi atau pertama dalam daftar atau jadwal kegiatan .mulai mencoba untuk menerapkan prinsip Pareto di mana 80 % dari prestasi mahasiswa dihasilkan dengan melakukan 20 % usaha mahasiswa.Dengan kata lain, mahasiswa mulai mencoba untuk mengkerjakan tugas kuliah atau tugas yang paling penting harus  cerdas dan sederhana. Jangan mengabaikan tugas-tugas penting mahasiswa untuk mencapai hasil yang tidak signifikan.
4.    Kunci manajemen waktu yang sukses adalah delegasi
Kunci sukses manajemen waktu adalah delegasi. Jangan mencoba untuk menyelesaikan semua tugas sendirian. Apabila ada tugas kelompok mengerjakanlah dengan kelompok  tugas yang dapat diselesaikan oleh orang lain atau kelompok dan delegasikan tugas kuliah atau pekerjaan tersebut . Ini adalah satu-satunya cara dimana seorang  dapat memiliki waktu yang diperlukan untuk menangani tugas-tugas yang benar-benar penting bagi mahasiswa. Pada saat yang sama, apa yang anda pilih untuk dikerjakan, lakukanlah dengan benar pertama kalinya demi menghemat waktu karena mengerjakan pekerjaan berulang. Pengalaman menunjukkan bahwa waktu yang anda perlukan untuk mengulang pekerjaan anda akan lebih banyak dihabiskan dibanding waktu yang anda perlukan untuk mengerjakan pekerjaan secara benar dari awal. Delegasi adalah seni yang dapat memberikan banyak manfaat bagi orang-orang yang harus melakukan banyak kegiatan.
5.    Jangan takut untuk atau malu untuk bertanya kepada dosen atau teman
Seorang  harus belajar untuk sekali-sekali bertanya kepada dosen atau teman apabilah mahasis belum mengerti atau paham tugas  . Jika mahasiswa tidak bertanya maka mahasiswa tersebut akan masih mempengaruhi prestasi pada saat UTS/UAS akan sulit juga untuk menjawab soal-soal UTS/UAS.jadi mahasiswa harus lebih active untuk pertanya dan kritis dan memperlajari terus.
6.    Membagi tugas yang panjang dalam kegiatan yang lebih kecil
Teknik lain yang akan membantu anda dalam manajemen waktu adalah dengan memecah tugas-tugas yang panjang yang biasanya mahasiswa  tidak ingin melakukannya atau terlalu sulit menjadi beberapa kegiatan yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Ini akan mengelola baik stres maupun waktu kita . kita misalnya, dapat meluangkan waktu 10 menit setiap hari untuk bekerja pada tugas yang tidak menyenangkan atau panjang. Dengan menggunakan pendekatan ini, secara bertahap kita akan memiliki beberapa kemajuan, kita  akan merasa lebih baik dan pada akhirnya kita akan dapat menyelesaikan aktifitas dengan cepat daripada terus menerus menundah hal tersebut.

7.    Perfeksionisme membutuhkan waktu
Sebagai seorang mahasiswa  harus mencoba menghindari kesempurnaan. Berkutat tanpa akhir dalam mencari kesempurnaan untuk hal-hal sepele adalah buang-buang waktu dan tidak akan memberikan kita cukup waktu untuk menangani tugas-tugas yang lebih berguna dan mungkin lebih menyenangkan.
8.    Kenali waktu dimana kita lebih produktif
Adalah normal bahwa kinerja kita tidak sama sepanjang waktu. Ada saat-saat dimana kita lebih produktif sementara di saat lain produktivitas kita menurun karena berbagai alasan. Fase ini dapat terjadi pada hari yang sama. Dengan asumsi bahwa kita  bekerja atau kuliah 8 jam sehari, ini memberi kita sekitar 1.900 jam kerja atau kuliah  per tahun. Temukan periode waktu dimana kita lebih produktif dan di saat tersebut mencobalah untuk menangani tugas yang paling sulit.
9.    Mencobah untuk tidak menunda hal-hal untuk nanti
Kita perlu belajar untuk mengatasi setiap tugas dan masalah ketika perlu ditangani. Mencobah untuk tidak menunda kegiatan untuk lain waktu, karena di bawah tekanan waktu kita lebih mungkin untuk melakukan kekeliruan dan mengambil keputusan yang salah.
10. Hindari hal-hal yang dapat mengalihkan perhatian atau konsentrasi kita
Selama jam k kuliah atau kerja, cobalah untuk menemukan saat-saat di mana tidak ada yang bisa mengganggu kita melakukan aktivitas. Jika kita memiliki kebijakan pintu terbuka, kita mungkin harus menutupnya sesekali. Jika kita belajar konsentrasi belajar dikost pada saat itu ada orang datang menganggu konsentrasi belajar maka kita  tolaklah secara lembut permintaannya dan jadwalkan waktu lain untuk bertemu dengan mereka.
11. Jangan lupa diri kita sendiri
Ketika kita membuat rencana jangan lupa menyertakan kegiatan yang berkaitan dengan kesenangan dan waktu istirahat untuk kita sendiri. Selama waktu ini, pastikan bahwa kita benar-benar berhenti dari pekerjaan atau kuliah  kita, santailah dan isi ulang baterai kita. Jika diperlukan mencobalah untuk tidur selama setengah jam dan selama waktu itu lakukan sesuatu yang kita sukai dan membuat kita tenang. Setengah jam memang tidak membuat perbedaan dalam tidur kita, tetapi dapat memberikan kepuasan dan mempersiapkan kita lebih baik di hari berikutnya.
12. Menganalisa dimana  kita menghabiskan waktu kita
Untuk dapat mengoptimalkan waktu kita lebih baik, kita harus terlebih dahulu memahami di mana kita menghabiskan waktu kita. Untuk melakukan itu, kita dapat menggunakan log (catatan rekaman) untuk merekam aktivitas kita.kita harus melakukan itu selama 2-3 minggu. Dalam log, kita harus mencatat semua yang kita lakukan per jam ketika kita terjaga, berapa banyak waktu yang anda alokasikan untuk setiap tugas, aktivitas, pertemuan dan berapa banyak waktu yang anda alokasikan untuk istirahat dan tidur. Setelah kita memiliki informasi ini di log, kita dapat mulai menganalisa di mana kita menghabiskan waktukita dan buatlah perubahan yang diperlukan untuk mengoptimalkan waktu anda. kita harus fokus pada kegiatan yang paling penting untuk diselesaikan. Hindari kegiatan atau tugas yang tidak memberikan nilai tambah. Sebagai contoh, setelah dilihat pada log kita, kita melakukan pengecekan email sebanyak 10 kali dalam sehari; kita harus meminimalkan menjadi hanya beberapa kali per hari.
13. Kita Selalu rencanakan waktu untuk kegiatan tak terduga
Masukkan dalam rencana kita waktu ekstra untuk tugas-tugas dan kegiatan tak terduga. Revisi rencana kita secara teratur dan alokasikan waktu untuk kegiatan tak terduga. Hal-hal yang beresiko akan memakan waktu anda misalnya masalah dengan PC kita, dan miliki solusi alternatif yang untuk mengatasinya.
Manajemen waktu adalah suatu keterampilan yang memerlukan waktu untuk menguasainya sehingga mulailah bekerja/kuliah dengannya! Pada akhirnya, manajemen waktu akan memberi kita waktu tambahan yang anda butuhkan untuk dapat menikmati apa yang paling penting bagi kita dan mengubah hidup kita menjadi lebih baik.




BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
a.         Kami ambil kesimpulan bawah  konsentrasi sangat dibutuhkan dan akan mempengaruhi hasil belajar yang positif. Karena Konsentrasi belajar mahasiswa merupakan suatu kefokusan diri pribadi mahasiswa terhadap mata kuliah ataupun aktivitas belajar mengajar di perkuliahan. Dalam aktivitas perkuliahan yang  dibutuhkan adalah konsentrasi penuh, untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Dalam artian dengan konsentrasi penuh kita akan mengerti dan memahami mata kuliah yang diajarkan sehingga dalam ujian atau pengerjaan soal-soal akan menghasilkan hasil yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh kita.dan konsentrasi bukanlah hanya perkuliahan akan tetapi dimana kita tinggal dilingkungan,dalam masyarakat,atau pun tempat kita belajar.
Di dalam mewujudkan konsentrasi penuh itu sendiri terdapat beberapa factor seperti adanya minat, perhatian, dan juga motivasi aktiv. Dari keempat faktor itu semuanya saling mempengaruhi karena saling berkesinambungan. Jadi apabila ada salah satu faktor tersebut yang tidak atau belum terpenuhi mungkin untuk memenuhi konsentrasi secara penuh sendiri juga akan terhambat. Dalam artian akan kesulitan dalam belajar apabila keempatnaya tidak dilakukan secara optimal.
b.         Motivasi  belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah lakunya dapat mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penampilan, ilmu pengetahuan atau kemahiran yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan kesemuanya dapat diraih hanya dengan membaca.Dalam proses balajar haruslah diperhatikan prinsip belajar. Karena proses belajar memang kompleks tetapi dianalisis dan diperinci dalam bentuk prinsip-prinsip atau asas-asas belajar. Hal ini perlu diketahui agar kita memiliki pedoman dalam belajar secara efisien. Prinsip-prinsip tersebut antara lain :
                          1.           Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa dengan lingkungan.
                          2.           Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah dan jelas bagi siswa. Tujuan akan menuntunnya dalam belajar untuk mencapai harapan-harapannya.
                          3.           Belajar paling efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi yang murni dan bersumber dari dalam diri sendiri.
                          4.           Senantiasa ada rintangan dan hambatan dalam belajar, karena itu siswa harus mengatasinya secara tepat.Pandang di atas memberikan gambaran bahwa prinsip-prinsip belajar dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa itu sendiri. Oleh karena itu, dalam belajar perlu adanya motivasi sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif dalam belajar dan dapat menggerakkan segala daya yang ada agar mahasiswa dapat memusatkan perhatian.
c.         Dalam pembelajaran di kampus seorang mahasiswa perlu Pengembangan keterampilan, pemikiran dan daya analisis yang aktiv menjadi tujuan utama bukan penyampaian informasi yang dilakukan pengajar.lainkan mahasiswa aktiv dalam Tanya jawab dan kritik yang membangun berkaitan dengan materi lebih baik supaya mahasiswa dapat memahami dengan baik dan benar.

d.        Sikap Belajar Mahasiswa. Sikap merupakan kecenderungan pola tingkah laku individu untuk berbuat sesuatu dengan cara tertentu terhadap orang, benda atau gagasan. Sikap dapat diartikan sekelompok keyakinan dan perasaan yang melekat tentang objek tertentu dan kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tersebut dengan cara tertentu (Calhoun, 1978: 315). Menurut Robert R.Gabe (dalam Siskandar, 2008:440), Sikap merupakan kesiapan yang terorganisir yang mengarahkan atau mempengaruhi tanggapan individu terhadap obyek. Sedangkan menurut Berkowitz (Azwar, 1995:5) dan mahasiswa  harus  membuat perubahan nyata dalam hidup di perkuliahan maupun dalam masyarakat  maka mahasiswa harus terlebih dahulu memulai dengan belajar bagaimana secara efisien mengelola waktu seorang mahasiswa. Siapa pun yang mengetahui bagaimana mengelola waktu, akan juga mengetahui bagaimana mengelola hidup dimasa yang akan datang  . Manajemen waktu yang baik adalah tentang prioritas yang tepat, baru setelah itu tercipta manajemen yang tepat untuk hidup seseorang.

B.       Saran Dan Pesan
1.         Sebagai seorang Mahasiswa harus konsentrasi belajar di kampus maupun diluar kampus untuk mengkuasai pengetahuan apa saja agar dia mampu bersaing di dunia kerja zaman globalisasi ini
2.         Seorang Mahasiswa harus aktiv didalam perkuliahan,organisasi kampus maupun kegiatan social di dalam masyarakat agar mampu menciptakan inovasi yang baru sebagai mahasiswa intelektual.
3.         Seorang Mahasiswa diperlukan untuk berani mengambil komitmen waktu agar dia mengelolah manajemen dengan baik agar bisa memanfaatkan waktu dengan tepat.




DAFTAR PERPUSTAKAAN

Azwar, Saifuddin. (1995). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Liberty.

Calhoun, J.F dan Joan Ross Acocella. (1995). Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang : IKIP Semarang.

Riyono. (2005). Hubungan Sikap Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bengkayang Dalam Pembelajaran Matematika. Skripsi. Pontianak : FKIP UNTAN.

Siskandar. (2008). Sikap     dan     Motivasi     Siswa      dalam      kaitan    denga  Hasil Belajar Matematika di SD. http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/ 1407208438451.pdf (online). diakses tanggal 6 April 2011.

Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: CV. Alfabeta

Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Debdikbud. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan Pengajaran Suatu Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara

Handoko, Martin. 1992. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta: Kanisius

Http://Pangandaraninfo.Com. Diakses tanggal 17 Desember 2010

Levitt, Irene. 2004. Brain Writing Perkaya Hidup Anda Melalui Analisis Tulisan Tangan. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia

Margono, S. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Mulyasa. 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Nashar. 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal Dalam Kegiatan Pembelajaran. Jakarta: Delia Press
Prayitno. 1997. Seri Latihan Keterampilan Belajar, Kemampuan Menjalankan Perkuliahan Secara Efektif. Jakarta: Tim Pengembangan 3SCPD Proyek PGSM Dikti Dekdikbud

Purwanto, N. 1990. Psikologi Pendidikan. PT. Remaja Rosda Karya

Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Personal

Sukardi, D, K. 1983. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono. 2006. Penelitian Administrasi. Bandung: Transito

Sugiyono. 2008. Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: CV. Alfabeta

———-. 2010. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta

Umar, Husein. 2003. Riset Akuntansi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Uno, Hamzah, B. 2008. Profesi Kependidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara