Jumat, 18 April 2014

Banyak Pihak Dukung Gubernur Papua Lindungi Cenderawasih di Papua



Salah satu spesies Cenderawasih. Ist.
Jayapura, MAJALAH SELANGKAH -- Pernyataan Gubernur Papua, Lukas Enembe agar burung Cenderawasih tak lagi dijadikan hiasan termasuk pemberian cinderamata kepada tamu-tamu yang datang ke Papua mendapat banyak respon positif dari berbagai kalangan pecinta lingkungan.

Semua mendukung pernyataan tersebut dan berharap agar ada regulasi khusus yang dikeluarkan pemerintah soal proteksi satwa endemik di Papua. Hal ini dikatakan Sekretaris Club Pecinta Alam (CPA) Mangrove, Charles Toto, di Dok VIII, Jayapura Utara, Kamis (17/04) kepada majalahselangkah.com.
"Setahu kami, aturan hukumnya sudah ada, di mana burung Cenderawasih menjadi satwa yang dilindungi dan dilarang untuk diperjualbelikan. Tapi hingga kini mana buktinya? Perburuan masih terus dilakukan dan tak pernah ada sanksi yang diberikan oleh aparat terkait," kata Toto.

Menurutnya, tak salah jika Gubernur mengeluarkan surat edaran untuk memperkuat regulasi yang sudah ada agar proteksi terhadap burung Cenderawasih tersebut benar-benar kuat. Pihaknya berharap agar bagi siapa saja termasuk pejabat yang dengan sengaja membeli atau kedapatan memiliki, maka bisa dikenakan sanksi.

Charles mengatakan, hal tersebut perlu dilakukan agar menumbuhkan kesadaran bahwa burung cantik ini semakin punah dan populasinya juga terancam. Di dunia burung, lanjut dia, ini hanya ada di tiga negara, yaitu Indonesia di Papua dan Papua Nugini serta Australia.

Dari 43 spesies, 30 jenis di antaranya ada di Papua, sehingga pihaknya berharap sudah seharusnya menjadi kebanggaan masyarakat Papua dengan tetap menjaga, melindugi dan melestarikan.

"Jangan justru orang Papua sendiri tidak merasakan kebanggan tersebut, dan justru ikut melakukan perburuhan. Parahnya lagi, pejabat dari luar Papua malah kadang memesan untuk dijadikan oleh-oleh," tutur Charles.

"Yang perlu diingat bahwa burung Cenderawasih adalah kebanggaan masyarakat Papua dan hanya orang-orang tertentu, seperti ondoafi, kepala suku yang bisa mengenakannya. Bukan justru dijual bebas bahkan dipakai para Caleg hanya untuk kebanggaan yang konyol," lanjutnya.

Hal senada diungkapkan Pdt. Socratez Sofyan Yoman. Ketua Gereja-Gereja Baptis di Tanah Papua ini mengaku sangat terharu dengan pernyataan Gubernur Papua yang sangat menggembirakan.

Kata Yoman, pelestarian terhadap burung cantik itu merupakan hal yang wajib, karena menjadi kekayaan yang dimiliki bangsa Papua.

"Kadang-kadang burung Cenderawasih itu kasih kepada orang pendatang untuk pakai. Saya bilang itu satu kekeliruan, tidak boleh begitu. Burung Cenderawasih merupakan harga diri dan martabat sebagai orang Papua," kata Yoman kepada majalahselangkah.com di Swissbell Hotel Jayapura belum lama ini.

"Yang layak pakai adalah orang asli Papua, karena itu kekayaan Papua. Burung ini ada di Papua," ujarnya.

Karena itu, ia berharap, pernyataan dan keinginan Gubernur Papua agar bisa terwujud untuk suatu aset dan keunikan tersendiri di Tanah Papua.

"Semoga semua pihak bisa memahami dengan sikap Gubernur ini," ujar Yoman.
 (ROBBYE AMOKO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar