Tuan Rumah PON 2020, Papua Butuh Rp 7 Triliun
ilustrasi stadion sepakbola
Menurut Lukas, untuk pihak ketiga akan melibatkan beberapa investor dari luar negeri, seperti Korea, Cina, dan dan Jepang. “Saat ini kami sedang menjajaki kerja sama dengan para investor dari beberapa negara itu, terutama untuk pembangunan venue dan persiapan infrastrukturnya,” katanya.
Kebutuhan dana Rp 7 triliun itu, kata Lukas, hanya hitungan awal. “Formula untuk APBN berapa, APBD berapa, sudah dibicarakan di Kementerian Pemuda dan Olahraga. Kalau APBD kita 30 atau 40 persen, maka 60 persen atau 50 persen ditanggung pusat dari APBN,” katanya.
Saat ini, kata Lukas, pihaknya sedang mempersiapkan rapat akbar pembentukan panitia persiapan PON di tanah Papua. Rapat itu juga akan melibatkan Provinsi Papua Barat agar dapat diikutkan dalam tuan rumah PON itu.
Menurut Lukas, rencananya arena untuk pertandingan cabang olahraga juga akan dibangun di lima kabupten, yakni Timika di Kabupaten Mimika, Kota Jayapura, Wamena di Kabupaten Jayawijaya, Biak Numfor dan di Kabupaten Merauke. “Salah satu venue terbesar telah dibangun di Timika dengan kerja sama PT Freeport Indonesia,” katanya.
Sedangkan cabang olahraga yang akan dipertandingkan, kata Lukas, paling banyak akan dilakukan di Timika dan Jayapura. Saat ini persiapan pembangunan venue dan penginapan para atlet sedang diproses di di atas tanah seluas 70 hektar. “Lokasinya ada di Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, dengan kapasitas bisa menampung sebanyak 50 ribu penonton,” katanya.
Sebelumnya, pada awal April 2014 lalu, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia bernomor Menpora RI Nomor 0110 Tahun 2014 menetapkan Provinsi Papua sebagai tuan rumah pelaksanaan PON 2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar