Kamis, 24 April 2014

Mantan Kapolda Papua: Alm. Muridan Bicara Dialog untuk Semua Orang

Mantan Kapolda Papua: Alm. Muridan Bicara Dialog untuk Semua Orang
Istri Alm. Muridan, Suma Riella Rusdiarti saat berkisah tentang suaminya pada diskusi publik. Foto: Yermias Degei

Jayapura, MAJALAH SELANGKAH -- Mantan Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Papua, Irjenpol (Purn) Bagus Ekodanto mengatakan, ahli Papua Almarhum Dr Muridan Satrio Widjojo selama hidupnya tidak hanya berbicara untuk kelompok tertentu. "Ia tidak hanya bicara untuk kelompok tertentu saja tetapi untuk semua orang."

Demikian dikatakan Irjenpol (Purn) Bagus Ekodanto pada diskusi publik bertema,"Konsep Dialog yang Diperjuangkan Alm. Dr Muridan Satrio Widjojo" yang digelar Jaringan Damai Papua (JDP) di aula Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT ) Fajar Timur Abepura Jayapura, Kamis, (24/04/2014) siang.

Mantan Kapolda yang kini menjabat sebagai Deputi II Unit Percepatan Pembangunan Papua danPapua Barat (UP4B) itu lebih jauh mengapresiasi konsistensi dan integritas Alm. Dr Muridan tentang Papua selama hidupnya.

"Muridan orangnya konsisten dan integritas tinggi untuk Papua. Ia bisa menjembatani siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Itulah kesan saya. Semangatnya luar  biasa," tutur Ekodanto.

Pantauan majalahselangkah.com, diskusi dihadiri sejumlah tamu undangan dari  tanah Papua (Provinsi Papua dan Papua Barat) dan rombongan dari Jakarta.

Mengawali diskusi, istri tercinta Alm. Muridan, Suma Riella Rusdiarti bercerita bagaimana Muridan pergi ke Papua untuk melakukan penelitian sekitar tahun 1993 dan jatuh cinta dengan orang-orang di Papua.

"Dia pergi ke Wamena tahun 1993. Di sana, ia melakukan penelitian selama 6 bulan. Awalnya, dia tinggal di asrama LIPI di Wamena, tetapi dia keluar.  Dia bilang, saya harus mengalami bagaimana orang Papua hidup, makan, minum, tidur, dan berpikir," kata Suma Riella Rusdiarti berkisah.

Dikisahkannya, setelah keluar dari asrama LIPI, Muridan tinggal di rumah salah satu warga di sana. Dari sanalah Muridan mengalami orang Papua dan jatuh cinta kepada orang Papua. "Akhirnya dia jatuh cinta pada Papua," tuturnya datar.

Pada kesempatan itu, Peneliti LIPI, Cahyo Pamungkas mengisahkan panjang lebar  tentang Muridan yang ia kenal sebagai sesama peneliti. "Mengapa saya hadir? Ada pesan dari Muridan, kamu lanjutkan, kamu berjuang. Dia telah mendidik dan berbuat banyak," tutur Cahyo mengawali.

Cahyo menjelaskan tiga hal utama Alm.Muridan. Kata dia, pertama,Alm. Muridan itu komitmen pada kebenaran dan memiliki integritas pribadi yang baik.

"Komitmen dia bukan pada NKRI harga mati atau Papua harga mati tetapi pada kebenaran dan kedamaian, serta selesaikan perbedaan,"  kata peneliti LIPI itu.

Kedua, kata dia, Alm. Muridan selama hidupnya memiliki semangat dan pekerja keras. Ketiga, dia (Alm.Muridan:red) memahami dan menghargai orang Papua.

Selain Cahyo Pamungkas  dan beberapa tokoh dari Jakarta, sejumlah tokoh dari Papua menyampaikan kesan mereka terhadap Alm. Muridan. Pastor Yohanes Jonga Pr peraih  Yap Thiam Hien Award 2009 bidang penegakan HAM itu misalnya mengatakan, Alm.Muridan adalah orang yang setia mendengarkan siapa pun.

"Dia (Alm.Muridan:red) melawan sikap yang tidak mau mendengarkan, "tutur  Pastor Yohanes Jonga.

Bernarda Meteray memberikan kesannya ketika Alm.Muridan membimbing tesisnya yang kemudian diterbitkan menjadi buku berjudul Nasionalisme Ganda Orang Papua ketika ia kuliah di Universitas Indonesia.

"Ia benar-benar memahami Papua dan pemikirannya adalah untuk kebaikan semua orang di Papua," kata dosen Uncen Jayapura itu.

Tokoh lain, Direktris Aliansi Demokrasi untuk Papua (AlDP), Latifa Anum Siregar; Sekretaris Dewan Adat Merauke,  John Wob; Sekjen Presidium Dewan Papua (PDP),  Thaha Alhamid; dan sejumlah tokoh Papua dari Provinsi Papua dan Papua menceritkan kisah mereka ketika bertemu Alm.Muridan.

Usai diskusi, Koordinator Jaringan Damai Papua (JDP) Pastor Dr. Nelles Tebay kepada sejumlah wartawan mengatakan, diskusi ini digelar dalam rangka memperingati 40 hari meninggalnya Alm.Muridan sekaligus mendengarkan kisah dari orang-orang yang dekat dengan Muridan.

"Ke depan, kami ada bentuk tim kecil untuk mewawancarai beberapa orang dan merumuskan hasil wawancara tersebut  untuk  dijadikan satu buku. Buku kenangan untuk Bapak Muridan. Di dalam buku itu  hal-hal yang tadi disharingkan oleh para pembicara akan dikomodir  dan akan dibukukan," kata Pastor.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar