Kamis, 17 April 2014

jenazah Hery dipulangkan dengan pesawat terbang dari Jayapura ke kampung halamannya di Makkasar, Sulawesi Selatan, untuk dikebumikan.



MENINGGAL, KORBAN PENEMBAKAN DI PERBATASAN DIPULANGKAN KE MAKASSAR

ilustrasi penembakan
ilustrasi penembakan
Jayapura, 17/4 (Jubi) – Hery (24), korban  penembakan di perbatasan RI-PNG, Rabu (16/4) kemarin, siang tadi meninggal dunia sekitar pukul 11.30 WIT. Sebelumnya  korban sempat dirawat ke rumah sakit milik Polda Papua, Bhayangkara Kotarajaya, Jayapura.
Kamis sore, sekitar  pukul 15.00 WIT,  jenazah Hery  dipulangkan dengan pesawat terbang dari Jayapura ke  kampung halamannya di Makkasar, Sulawesi Selatan, untuk dikebumikan.
Pada Rabu siang (16/4) sekitar  pukul 13.30 WIT Hery tertembak di perbatasan RI-PNG dengan luka tembak cukup parah pada bagian lengan kanan atas. Hery ditembak seseorang tak dikenal  saat dia berada di mobil pickup bersama sopir melintasi di jalan raya Perbatasan Skouw Wutung. Saat melintas di jalan itu, tiba-tiba korban ditembak sekelompok orang tak dikenal, tepatnya di pembuangan sampah baru, Pasar Batas.
Erwin,  warga Koya Timur, Distrik Muaratami, Kota Jayapura,  mengaku sering ke pasar batas untuk berfoto-foto bersama teman-temannya. “Sekarang sudah tidak lagi yang berani foto-foto di sana  lantaran penembakan kemarin. Teman saya yang juga punya kios di sana sudah tidak berani membuka kiosnya.  Mungkin tunggu aman dulu,” kata Erwin, Kamis (17/4).
Koordinator pasar perbatasan, Ahmed, mengatakan akibat penembakan pada Rabu (16/4),  dirinya bersama pedagang lain tidak berani  berjualan dipasar. “Saya belum tahu kapan pasar akan dibuka karena pintu perbatasan ditutup kembali, tergantung  para pedagang,” kata Ahmed, Kamis (17/4).
Sebelumnya, Kapolda Papua, Inspektur Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengatakan saat anggota kepolisian melakukan razia sebelum penembakan Rabu (9/4) lalu, pihaknya mendapatkan informasi tentang  seorang yang dicurigai anggota kelompok yang dipimpin Matias Wenda.
“Saat diperiksa anggota, orang itu melarikan diri dan meninggalkan laptop. Saat laptopnya dibuka ditemukan foto dan video aktivitas mereka,” kata Tito, Rabu (16/4).
Menurut  Tito, dari data yang diperoleh kelompok ini punya kurang lebih 10 senjata api.  “Dalam bukti foto video di laptop terlihat mereka baris kurang lebih 20 sampai 30 orang,” imbuh Tito.  (Jubi/Indrayadi TH)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar