Senin, 28 April 2014

Uni Eropa dan AS Siap Jatuhkan Sanksi Baru untuk Rusia

Uni Eropa dan AS Siap Jatuhkan Sanksi Baru untuk Rusia

Rusia dianggap mendukung aksi separatis bersenjata di timur Ukraina.

Senin, 28 April 2014, 21:28 Maya Sofia, Santi Dewi
Aktivis pro Rusia di Donetsk, Ukraina, Minggu, 27 April 2014.
Aktivis pro Rusia di Donetsk, Ukraina, Minggu, 27 April 2014. (REUTERS/Baz Ratner)
Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, mengatakan siap menjatuhkan sanksi tambahan kepada Rusia karena negara itu mendukung aksi separatis bersenjata yang tengah menduduki gedung-gedung pemerintah di timur Ukraina. Sanksi yang akan diberikan diduga akan menyasar individu, perusahaan dan alat utama sistem pertahanan teknologi tinggi Dilansir dari kantor berita BBC, Senin, 28 April 2014, sanksi baru itu akan diumumkan pada hari ini. Hal tersebut disampaikan oleh Obama di tengah-tengah kunjungannya ke Manila, Filipina.

Menurut Obama, sanksi baru ini merupakan konsekuensi kegagalan Moskow untuk menepati perjanjian internasional yang disepakati di Jenewa. Dalam kesepakatan itu, tertulis butir-butir cara penyelesaian secara damai krisis di Ukraina.

"Nanti, akan ada pengumuman yang dibuat. Kami akan kembali menjatuhkan sanksi yang sudah ada," ujar Obama dikutip stasiun berita Channel News Asia.

Washington menginginkan Rusia untuk mengendalikan tentara militer pro Moskow. Namun, pada kenyataannya Moskow justru mendukung tentara separatis itu untuk menduduki gedung-gedung pemerintahan.

Bahkan, para separatis itu terus melanjutkan aksinya dengan menahan tujuh pemantau dari militer barat pada pekan lalu.

Obama mengatakan, sanksi baru ini juga tidak akan menyasar langsung Presiden Rusia, Vladimir Putin. Tetapi lebih kepada individu, beberapa perusahaan dan teknologi tingkat tinggi yang diekspor ke Negeri Beruang Merah.

Kendati begitu, AS masih tidak begitu yakin apakah sanksi kali ini akan memiliki dampak yang cukup besar.

"Tujuannya untuk mengubah kalkulusnya tentang betapa kebijakan yang dia terapkan saat ini, dapat berdampak negatif bagi perekonomian Rusia dalam jangka panjang," ujar Obama.

Selain AS, sebanyak 28 Duta Besar negara anggota Uni Eropa tengah mengadakan pertemuan di Brussels untuk berdiskusi soal sanksi baru terhadap Rusia. Sebelumnya, UE dan AS telah membekukan aset dan memberlakukan larangan bepergian terhadap beberapa pejabat tinggi Rusia yang dituduh terlibat dalam pencaplokan Crimea pada bulan lalu.

Menurut koresponden BBC, Chris Morris, para Dubes itu disebut akan memasukkan 15 nama orang baru ke dalam daftar tersebut. Morris menyebut langkah ini, merupakan bentuk kesatuan antara US dan UE.

Tetapi, UE hingga saat ini masih terus mendiskusikan soal memberlakukan sanksi yang lebih luas kepada Rusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar