Rabu, 16 April 2014

Kunjungan Delegasi Norwegia ke Jakarta dan Papua

Kunjungan Delegasi Norwegia ke Jakarta dan Papua

Utusan Khusus  untuk Perubahan Iklim Norwegia, Hans Brattskar, sedang bersalaman dengan Bupati Mamberamo Raya, Demianus Kyeuw-Kyeuw, dalam kunjungan singkatnya di Mamberamo Raya pada 14 Maret 2012. Utusan Khusus untuk Perubahan Iklim Norwegia, Hans Brattskar, sedang bersalaman dengan Bupati Mamberamo Raya, Demianus Kyeuw-Kyeuw, dalam kunjungan singkatnya di Mamberamo Raya pada 14 Maret 2012. (Foto: Willy Sabandar)
Utusan Khusus Internasional Norwegia untuk Perubahan Iklim, Hans Brattskar, bersama delegasi lainnya berkunjung ke Indonesia untuk melakukan koordinasi dengan Satgas Persiapan Kelembagaan REDD+ dalam kerangka kerjasama bilateral Indonesia Norwegia untuk penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) melalui program REDD+. Kunjungan tersebut juga didampingi oleh Duta Besar untuk Indonesia, Eivind Homme.
Dalam kunjungan pada 13 Maret 2012 tersebut, ada satu sesi para delegasi Norwegia mendengarkan paparan yang disampaikan oleh beberapa Kelompok Kerja REDD+, antara lain Pokja Instrumen Pendanaan, Propinsi Percontohan, Komunikasi dan Pelibatan Para Pihak,  Kajian dan Penegakan Hukum, dan Monitoring Moratorium. Hampir semua ketua dan anggota masing-masing Pokja menghadiri acara tersebut. Para ketua Pokja tersebut memaparkan perkembangan yang sudah mereka lakukan dan tata langkah yang direncanakan selama persiapan kelembagaan REDD+ ini. Para delegasi menyimak sungguh-sungguh setiap paparan. Sesi yang dimulai dari pagi sampai sore tersebut mendapatkan banyak respon kritis dari para delegasi Norwegia, terutama yang menyangkut sistem pendanaan, penegakan hukum, dan moratorium.
Setelah pemaparan beberapa Pokja selesai, acara dilanjutkan dengan jumpa pers. Hampir 30 media nasional memenuhi bangku yang disediakan di Ruang Flores, Hotel Borobudur Jakarta sore itu. Ketua Satgas Persiapan Kelembagaan, Kuntoro Mangkusubroto, dan Utusan Khusus Perubahan Ilim Norwegia, Hans Brattskar, menjadi narasumber utama dalam acara tersebut. Tujuan jumpa pers ini adalah untuk membangun pemahaman lebih mendalam kepada media mengenai kerja sama Indonesia - Norwegia dalam skema REDD+. Disamping itu, media pun diberi kesempatan untuk memahami langkah-langkah strategis yang akan ditempuh demi keberhasilan program REDD+ di Indonesia.
Hans menjelaskan bahwa ia merasa senang berjumpa dengan para perwakilan dari berbagai media yang hadir. "Bagi kami ini merupakan pesan yang sangat penting bagi Norwegia tidak hanya untuk hutan di Indonesia tetapi juga bagi negara lainnya yang menjadikan pelestarian hutan ini menjadi agenda utama dalam pembangunannya,"  imbuh Hans. Tim Norwegia berkunjung terakhir ke Indonesia pada September 2011. Dalam konperensi Kehutanan, mereka mengatakan bahwa pemerintah Norwegia menyatakan komitmennya untuk membantu keberlangsungan pelestarian hutan dan ekosistemnya di Indonesia.
Hans menambahkan bahwa Norwegia senang dapat bekerjasama dengan Indonesia demi keberhasilan program REDD+. "Kami mendukung proses moratorium, penetapan Perpres yang mendukung pengurangan emisi gas ini, dan upaya lain yang diinisiasikan oleh pemerintah," katanya.
Sementara itu, Kuntoro mengatakan bahwa saat ini selama dua tahun sedang mempersiapkan beberapa hal untuk persiapan kelembagaan seperti misalnya badan REDD+. Ada satu lagi lembaga yang sangat penting, yaitu MRV, atau yang melaksanakan proses Monitoring, Reporting, and Verification dimana dua tahun berikutnya dana akan dialirkan berdasarkan performance kita untuk dapat mengurangi emisi gas.
Pada hari berikutnya Delegasi Norwegia berkunjung ke Papua. "Tim ini akan menghabiskan sekitar satu minggu untuk berkomunikasi dengan perwakilan dari Indonesia dan juga masyarakat Papua. Ini akan menjadi kesempatan yang baik bagi kedua pihak untuk melihat sejauh mana program ini sudah berjalan," kata Eivind. Delegasi Norwegia memilih Papua karena menurut mereka Papua masih menjadi salah satu wilayah hutan terluas di Indonesia sekaligus menjadi tantangan yang sangat berpengaruh bagi pelestarian hutan.
"Alasan mereka memilih Papua adalah karena RTRW mereka sudah sempurna dan cakupan wilayah hutannya juga cukup luas. Sedangkan Kalimantan, RTRW baru saja disahkan oleh DPR," kata Kuntoro menegaskan kunjungan ke Kabupaten Mamberamo

oleh ROBBYE AMOKO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar